Kenalan sama FKG, yuk.
Halo,
supernova. Posting kali ini, aku mau cerita tentang tempat kuliahku. Aku
mahasiswi Kedokteran Gigi di salah satu PTN di Jawa Timur. Bukan mahasiswi
baru, bukan juga mahasiswi lama, aku menyebutnya mahasiswi setengah perjalanan.
Haha. Well, check this out....
Pertama ada hal yang mau aku luruskan buat yang masih awam tentang
Kedokteran Gigi (KG). Sering aku ditanya seperti ini, “Kedokteran Gigi itu
gimana sih? KG itu salah satu spesialisasi di Fakultas Kedokteran gitu kah?”
Jadi, Kedokteran Gigi dan Kedokteran itu beda jurusan. Kedokteran Gigi bukan
termasuk spesialisasi yang ada di dalam Kedokteran. Mereka berdiri sendiri.
Mereka punya cakupan bahasan yang berbeda. Umumnya, kedua jurusan itu— Kedokteran
Gigi dan Kedokteran—berdiri pada dua fakultas yang berbeda. Di PTN ku sendiri,
Fakultas Kedokteran Gigi berdiri sendiri begitu juga Fakultas Kedokteran. Jadi,
seandainya kalian pingin masuk Kedokteran Gigi, kalian pilih jurusan Pendidikan
Kedokteran Gigi di PTN/S tersebut, bukan memilih Pendidikan Dokter dulu, karena
Pendidikan Dokter Gigi bukan spesialisasi atau kelanjutan dari Pendidikan
Dokter.
Sistem pembelajaran di FKG dan FK sedikit berbeda dengan
fakultas-fakultas lainnya. FKG dan FK pakai sistem blok. Tiap semester sudah ditentuin
harus ambil blok apa aja dan berapa sks, sudah paketan gitu. Jadi pas KRSan
nggak perlu was-was rebutan kelas. Dalam satu semester bisa terdiri dari 3-5
blok dimana 1 blok bisa terdiri dari 5-7 sks. Tapi sistem blok gini bikin
jadwal perkuliahan dinamis, jadi tidak ada jadwal perkuliahan yang tetap dari
minggu ke minggu. Perbedaan lain, kalau di fakultas-fakultas lain umumnya ada
kuliah tatap muka dan praktikum aja, di FKG dan FK ketambahan tutorial dan
skill lab. Dalam hal ini, aku ceritain spesifik sesuai dengan tempatku kuliah aja
ya.
Apa sih tutorial itu? Tutorial itu semacam diskusi kelompok.
Satu angkatan dibagi jadi 10 kelompok biasanya. Jadi 10 kelompok ini nanti
masing-masing masuk 10 ruangan tutorial berbeda. Tutorial dilakukan tiap
minggu, kecuali minggu terakhir blok soalnya dipakai ujian. Satu minggu ada dua
kali pertemuan tutorial. Tiap minggu dikasih satu skenario kasus untuk
didiskusikan. Diskusi dipandu oleh seorang dosen, biasa disebut Tutor. Dosen
tutornya tiap minggu ganti loh wkwk. Aturan mainnya gini, ada 7 steps yang
harus dilewati untuk satu skenario kasus. Step 1, 2, 3, 4, dan 5 dilakukan pada
pertemuan pertama; Step 6 belajar mandiri; dan Step 7 dilakukan pada pertemuan
kedua. Ini contoh skenarionya.
Diskusinya
gimana sih? Step 1 itu menemukan kata-kata kunci atau kata sulit di
skenario dan mendiskusikan artinya. Step 2 mengajukan pertanyaan-pertanyaan
terkait skenario kasus. Step 3 menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah
diajukan di Step 2. Step 4 membuat mind mapping dari kasus yang telah
didiskusikan. Step 5 menyusun Learning Objectives yang akan dibahas pada
Step 7. Well, another rule is Step 1 – 5 ini brain storming,
maksudnya nggak boleh buka referensi pas diskusi. Pokoknya pas pertemuan
pertama itu bener-bener diskusi sesuai apa yang kita ingat, apa yang kita
pernah denger, kita pernah baca. Trus, Step 6 belajar mandiri, nyari
referensi sahih yang bisa dipakai buat diskusi di pertemuan kedua, Step 7. Nah,
baru di Step 7 ini boleh pakai referensi, boleh buka buku. Step 7 ngapain? Step
7 diskusikan Learning Objectives yang udah ditentukan di Step 5. Nggak
berhenti di situ. Hari Jumat biasanya ada pleno. Apalagi sih pleno?
Pleno itu presentasi hasil tutorial selama dua pertemuan itu di depan
temen-temen seangkatan, pakai sesi tanya jawab juga gitu. Tapi tenang aja, yang
terakhir ini, kayaknya sih nggak semua FKG ada plenonya. Sudah ada bayangan kan
gimana kuliahnya?
Lanjut, apa sih skill lab? Kalau
dilihat dari namanya, ya gitu, tempat buat ngasah skill. Ini contoh
skill lab di Kedokteran Gigi.
Skill
labnya seputar pergigian. Mulai dari cara menegakkan diagnosis, cara meriksa
rongga mulut orang, skill wire bending, carving gigi di gips, casting
logam, ngebur gigi, nambal gigi, sampai bikin gigi tiruan. Skill lab ini
dijadwalkan tergantung apakah di blok itu ada skill lab atau tidak. Kalau ada,
skill lab ini biasanya bisa 2-3 kali selama seminggu, dan bisa berlangsung 4-6
mingguan. Kalau pingin tau gambaran pastinya, udah mirip-mirip sih kayak acara Master
Chef Indonesia. Jadi pas mau mulai, diawali doa dulu gitu, trus bilang bisa
dimulai. Kalau pas waktunya habis, entar ada bunyi belnya. Trus dosen jaga juga
bakal bilang, ‘waktunya habis! Semua alatnya diletakkan, gak ada yang lajut
kerja! Kerjaannya diberesin! masukkan lemari, jangan ada yang dibawa pulang!
Persiapan pulang!’ Kalau sampai minggu-minggu akhir kerjaan belom selesai,
bisalah minta bantuan temen-temen yang udah selesai asal jangan sampai ketahuan
dosen sih. Hihi. Bedanya sama praktikum, kalau praktikum ada tugas
laporan kan biasanya, kalau skill lab sih nggak ada tugas yang dibawa pulang. Tapi
ya gitu, pressurenya wkwk sesuatuh.
Kalau ujian gimana? Berhubung FKG
dan FK pakai sistem blok, jadi ujianya bukan tiap Tengah Semester dan Akhir
Semester kayak biasanya, tapi ujiannya tiap blok. Kalau di FKG sini, ada Ujian
Tengah Blok (UTB) dan Ujian Akhir Blok (UAB). Jadi misal dalam satu semester
ada 4 blok, berarti bakalan ada 8 kali ujian dalam satu semester. Ujiannya
berbasis komputer atau CBT. Pilihan ganda sih, tapi soal-soalnya berupa soal
cerita kasus gitu, kadang ada yang pendek, kadang panjang betul. Waktu ujiannya
cepat terbatas. Misal ada 50 soal, dikasih waktu 50 menit + 10% jumlah soal,
jadi 55 menit. Anggep 1 soal 1 menit. Gimana? Ada tutorial, ada skill lab,
belum kuliah tatap mukanya. FKG banget wkwk Fakultas Kantungmata Gede. Pantangan
banget ya yang namanya sakit selama masa
kuliah.
Tambahan lagi, FKG itu paceklik
banget sama yang namanya cowok. Hampir 75% jumlah tiap angkatan, pasti isinya
cewek, sisanya cowok, cuma segelintir. Jadi nggak heran kalau dibilang Fakultas
Kebanyakan Gadis, ya emang gitu nyataya. Atau Fakultas Kebanyakan Gosip? Ya maklum
lah, ceweknya banyak kan sampai-sampai ada yang bilang ‘tembokpun bisa
mendengar’. Hihi. Tapi sedihnya, kalau misal ada acara-acara di kampus, yang
bagian siap-siap alat, kan cowoknya yang ngerti, jadi orangnya ya itu-itu
terus. Cowok-cowok FKG perkasa, kuat lahir batin. Gimana enggak? Selain pas
acara-acara kampus, pas skill lab juga misal ada yang lagi kesusahan, yang
dimintain bantuan ya para cowok. ‘eh, bantuin gergajiin gips dong, gipsku keras
kayaknya kurang air’; ‘bantuin bukain kuvet laaa, susah bukainnya’; ‘bantuin
bongkarin hasil castingku yaa, aku takut patah’. Eits, tapi bukan berarti cewek
FKG manja loo, nggak sama sekali! cewek FKG setrong setrong kok, serius.
Cerita ini bukan buat nakut-nakutin
ya. Emang begitu adanya. Aku cuma pengen berbagi cerita aja. Jangan sampai
kalian yang pingin masuk FKG ini kayak aku. Dulu aku sama sekali nggak tahu
kalau ternyata FKG itu pakai sistem blok, ada macam tutorial segala, dan skill
lab. Yang aku tahu paling-paling cuma kuliah tatap muka sama praktikum aja. Eh ternyata
enggak. Aku baru tahunya ya pas udah masuk kuliah. Ya maklum sih ya, di
keluargaku nggak ada yang background kesehatan, apalagi kedokteran gigi, dan
salahku juga sih nggak tanya-tanya. Hehe. Jadi bener-bener mulai dari awal. I
told you, The beginning is always be the hardest. Tapi nggak
masalah, selagi ada kemauan pasti ada jalan.
Fyi, dulu pas SMA, aku tipe-tipe orang yang anti biologi loh,
serius. Aku lebih seneng ngitung daripada teori-teori apalagi ngehafal. Tapi cita-citaku
sih tetep pingin jadi seorang dokter wkwk. Makanya kadang masih berasa kesasar
gitu. But it is really okay, selama emang bener-bener niat dari diri
sendiri masuk kedokteran, pastinya rela dong belajar nggak anti sama yang
bau-bau biologi. Yang namanya niat, pasti rela ngelakuin apa aja termasuk mulai
niat mbaca. Dari niat kita bisa survive. I can prove it, so can you.
Nyesel nggak masuk FKG? Udah sejauh ini mau dibilang nyesel? Nggaklah.
Keren banget serius. Teori-teorinya, dapet. Seninya, dapet. Ngulinya juga dapet,
hehe. Pokoknya dentist—doctor,
engineer, art(ist)—at once.
Kalau mau tanya-tanya lebih, DM twitter aja atau kirim pesan FB.
Ada di Social Profiles.
4 komentar
untuk skenarionya di siapkan dari dosennya apa kita siapkan sendiri,makasihh
REPLYHalo Nadia Yasmin. Terima kasih telah memberikan tanggapan. Maaf baru sempat memberikan respon.
REPLYSkenario yang diberikan disusun oleh dosen yang mengampu Blok tersebut. Skenario biasanya diberikan di awal blok, jadi satu dengan modul dan kontrak pembelajaran. Tapi terkadang juga, di blok tertentu, skenario baru diberikan di haro tutorial tersebut dimulai. Jadi diberikan waktu hari H. Sebelumnya hanya diberitahukan tentang pokok bahasannya saja, tapi tidak untuk skenarionya.
Kak buku2 yg dipake tiap semester apa ajaa?? Trus klo ebook download dimana?? Belajarnya cari soal2 gitu dimanaa?? Makasih kaak hehe
REPLYHalo Amira Rachmatillah. Terima kasih telah memberikan tanggapan. Maaf baru sempat memberikan respon.
REPLYUntuk buku-buku tiap semester yg dipake, tergantung blok apa aja yang diambil. Kalo aku sih jarang pake buku hehe, ya dari handoutsnya dosen itu aja udah lebih dr cukup. Kalo ebook itu biasanya turun temurun minta ke kakak tingkat hehe, kalo nyari sendiri agak susah si webnya yg free dimana. Silahkan mgkin kalo emg butuh, bisa dilanjut lewat email yak, lintangsyafira5@gmail.com
Salam kenal.