Hubungan Penyakit Periodontal (Gingivitis dan Periodontitis) terhadap Kehamilan
Penyakit periodontal merupakan suatu bentuk peradangan pada
jaringan penyangga gigi (gingiva, ligamen periodontal, tulang alveolar, sementum) yang disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri Gram negatif,
anaerob, dan mikroaerofilik. Bakteri harus berkolonisasi pada sulkus gingiva
untuk dapat menyerang pertahanan host, merusak barier epitel krevikular atau
memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. (Soulissa,
2014)
Bakteri-bakteri
seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Phorpyromonas
gingivalis, Tannerella forsythensis, dan Treponema denticola merupakan
kelompok bakteri yang sering ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada
periodontitis. Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang dihubungkan dengan
kelahiran yang prematur. Kenyataannya, Fusobacterium nucleatum erat
kaitannya dengan penyakit periodontal, maka dapat diasumsikan bahwa gangguan kelahiran
seperti kelahiran prematur lebih disebabkan oleh karena proses inflamasi yang
melalui plasenta yang berasal dari rongga mulut. (Soulissa, 2014)
Bakteri-bakteri
tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, dan sitokin yang memicu
peradangan melalui peredaran darah. Perdarahan pada gingiva dapat memicu
terjadinya bakterimia dan selanjutnya bakteri dan produknya akan terbawa sistem
peredaran darah masuk melalui plasenta. Bakterimia seringkali terjadi pada
orang dengan kondisi periodontal yang tidak sehat, yaitu adanya perdarahan pada
gingiva baik secara spontan maupun pada saat menyikat gigi. Bakteri patogen
periodontal tersebut kemudian merangsang produksi prostaglandin dan komponen
peradangan yang dapat menyebabkan dilatasi serviks dan kontraksi uterus yang memicu
terjadinya kelahiran prematur. (Soulissa, 2014)
Bakteri
dapat menyebabkan infeksi dan lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri akan
menyebar ke dalam rongga rahim. Bakteri dan produknya akan berinteraksi pada
membran, memicu produksi prostaglandin atau secara langsung menyebabkan
kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang masuk lebih banyak
dan terus berlanjut proses kerusakannya. Lipopolisakarida dapat merangsang
pelepasan modulator imun seperti PGE2 dan TNFα yang dibutuhkan pada waktu
kelahiran normal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya kelahiran sebelum waktunya
karena sistem dalam tubuh mengira sudah waktu melahirkan oleh karena adanya
pelepasan PGE2 dan TNFα. (Soulissa, 2014)
Bakteri
Gram negatif juga dapat mengakibatkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon
yang mengatur kehamilan. Padahal dalam keadaan normal, hormon saat kehamilan
dan aktivitas sitokin memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan
kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi ke janin. Akibatnya, hal tersebut bisa
memicu robeknya membran plasenta sebelum waktunya sehingga berakibat pada
kelahiran prematur dengan atau tanpa berat bayi lahir rendah (BBLR). (Soulissa,
2014)
Penilitian
yang Mendukung Hubungan Kelainan Periodontal dan Gangguan Kehamilan
Pada tahun 1996 pertama kali diaporkan bahwa kelainan periodontal
merupakan faktor resiko untuk kelahiran prematur. Hipotesis tersebut
dikemukakan oleh Offenbacher bahwa kelainan periodontal dengan patogen
Gram-negatif (Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, dan
Campylobacter rectus), lipopolisakarida (LPS, endotoksin), dan
mediator-mediator inflamasi (prostaglandin E2, interleukin-1, dan
TNF-α) yang berada di plasenta beresiko untuk kelahiran. Offenbacher menguji
hipotesisnya dalam case-control melibatkan 124 subyek dengan case ibu
dengan berat bayi lahir rendah dan sebagai control adalah ibu dengan
berat bayi lahir normal. Masing-masing subyek menerima perawatan periodontal.
Pada perawatan tersebut diketahui bahwa ibu dengan berat bayi lahir rendah
memiliki kelainan periodontal yang parah atau terlihat adanya attachment
lost daripada ibu dengan berat bayi lahir normal. Sejak saat itu,
penelitian mengenai hubungan kelainan periodontal dengan gangguan kehamilan
menjadi sangat populer dalam penelitian kedokteran gigi. (Han, 2011; Paquette,
2006)
Pada tahun 2004 dilakukan penelitian dengan menggunakan hewan coba
oleh Han. Fusobacterium nucleatum disuntikkan ke dalam vena tikus yang hamil sehingga
menyerupai bakterimia yang terjadi selama infeksi periodontal. F. nucleatum terbawa
sirkulasi darah dan diketahui hanya menuju plasenta, tidak organ lain seperti
hati atau limpa. Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan sistem imun dalam
plasenta. Penurunan sistem imun ini ditujukan agar janin yang dianggap benda
asing tidak dihancurkan. Akibat penurunan sistem imun dalam plasenta, bakteri
akan berproliferasi dengan bebas dan nantinya menyebar dalam cairan serviks.
Hal ini akan menginduksi respon inflamasi lokal yang bisa menyebabkan kematian
pada bayi. (Han, 2011)
Namun sumber awal infeksi Fusobacterium nucleatum sempat
dipertanyakan darimana asalnya mengingat dalam penelitian di tahun 2004 bakteri
tersebut langsung disuntikkan ke dalam vena tikus. Ada dugaan bahwa bakteri F.
nucleatum masuk melalui vagina atau rektum. Tetapi dengan perkembangan
teknologi, Han kembali melakukan penelitian pada tahun 2009. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa
tidak ada F. nucleatum yang ditemukan dalam mikroflora normal vagina
atau rektum ibu. F. nucleatum berasal dari plak subgingiva rongga mulut
ibu dan berpindah secara hematogen menuju plasenta, mengakibatkan inflamasi
yang berdampak pada kematian bayi. (Han, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Han, Y.W. 2011.
Oral Health and Adverse Pregnancy Outcomes – What;s Next?. Jurnal International
& American Associations for Dental Research 90(3):289-293
Paquette, David
W. 2006. Periodontal Disease and the Risk for adverse Pregnancy Outcomes.
Jurnal Grand Rounds in Oral-Sys Med2006;4:14-24
Soulissa,
Abdul Gani. 2014. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jurnal
PDGI Vol. 63, No. 3 Hal. 71-77