Kamis, 25 Februari 2016

Penyakit periodontal merupakan suatu bentuk peradangan pada jaringan penyangga gigi (gingiva, ligamen periodontal, tulang alveolar, sementum) yang disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri Gram negatif, anaerob, dan mikroaerofilik. Bakteri harus berkolonisasi pada sulkus gingiva untuk dapat menyerang pertahanan host, merusak barier epitel krevikular atau memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. (Soulissa, 2014)
Bakteri-bakteri seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Phorpyromonas gingivalis, Tannerella forsythensis, dan Treponema denticola merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada periodontitis. Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang dihubungkan dengan kelahiran yang prematur. Kenyataannya, Fusobacterium nucleatum erat kaitannya dengan penyakit periodontal, maka dapat diasumsikan bahwa gangguan kelahiran seperti kelahiran prematur lebih disebabkan oleh karena proses inflamasi yang melalui plasenta yang berasal dari rongga mulut. (Soulissa, 2014)

Bakteri-bakteri tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, dan sitokin yang memicu peradangan melalui peredaran darah. Perdarahan pada gingiva dapat memicu terjadinya bakterimia dan selanjutnya bakteri dan produknya akan terbawa sistem peredaran darah masuk melalui plasenta. Bakterimia seringkali terjadi pada orang dengan kondisi periodontal yang tidak sehat, yaitu adanya perdarahan pada gingiva baik secara spontan maupun pada saat menyikat gigi. Bakteri patogen periodontal tersebut kemudian merangsang produksi prostaglandin dan komponen peradangan yang dapat menyebabkan dilatasi serviks dan kontraksi uterus yang memicu terjadinya kelahiran prematur. (Soulissa, 2014)
Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri akan menyebar ke dalam rongga rahim. Bakteri dan produknya akan berinteraksi pada membran, memicu produksi prostaglandin atau secara langsung menyebabkan kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan terus berlanjut proses kerusakannya. Lipopolisakarida dapat merangsang pelepasan modulator imun seperti PGE2 dan TNFα yang dibutuhkan pada waktu kelahiran normal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya kelahiran sebelum waktunya karena sistem dalam tubuh mengira sudah waktu melahirkan oleh karena adanya pelepasan PGE2 dan TNFα. (Soulissa, 2014)

Bakteri Gram negatif juga dapat mengakibatkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon yang mengatur kehamilan. Padahal dalam keadaan normal, hormon saat kehamilan dan aktivitas sitokin memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi ke janin. Akibatnya, hal tersebut bisa memicu robeknya membran plasenta sebelum waktunya sehingga berakibat pada kelahiran prematur dengan atau tanpa berat bayi lahir rendah (BBLR). (Soulissa, 2014)


Penilitian yang Mendukung Hubungan Kelainan Periodontal dan Gangguan Kehamilan
Pada tahun 1996 pertama kali diaporkan bahwa kelainan periodontal merupakan faktor resiko untuk kelahiran prematur. Hipotesis tersebut dikemukakan oleh Offenbacher bahwa kelainan periodontal dengan patogen Gram-negatif (Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, dan Campylobacter rectus), lipopolisakarida (LPS, endotoksin), dan mediator-mediator inflamasi (prostaglandin E2, interleukin-1, dan TNF-α) yang berada di plasenta beresiko untuk kelahiran. Offenbacher menguji hipotesisnya dalam case-control melibatkan 124 subyek dengan case ibu dengan berat bayi lahir rendah dan sebagai control adalah ibu dengan berat bayi lahir normal. Masing-masing subyek menerima perawatan periodontal. Pada perawatan tersebut diketahui bahwa ibu dengan berat bayi lahir rendah memiliki kelainan periodontal yang parah atau terlihat adanya attachment lost daripada ibu dengan berat bayi lahir normal. Sejak saat itu, penelitian mengenai hubungan kelainan periodontal dengan gangguan kehamilan menjadi sangat populer dalam penelitian kedokteran gigi. (Han, 2011; Paquette, 2006)
Pada tahun 2004 dilakukan penelitian dengan menggunakan hewan coba oleh Han. Fusobacterium nucleatum disuntikkan ke dalam vena tikus yang hamil sehingga menyerupai bakterimia yang terjadi selama infeksi periodontal. F. nucleatum terbawa sirkulasi darah dan diketahui hanya menuju plasenta, tidak organ lain seperti hati atau limpa. Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan sistem imun dalam plasenta. Penurunan sistem imun ini ditujukan agar janin yang dianggap benda asing tidak dihancurkan. Akibat penurunan sistem imun dalam plasenta, bakteri akan berproliferasi dengan bebas dan nantinya menyebar dalam cairan serviks. Hal ini akan menginduksi respon inflamasi lokal yang bisa menyebabkan kematian pada bayi. (Han, 2011)
Namun sumber awal infeksi Fusobacterium nucleatum sempat dipertanyakan darimana asalnya mengingat dalam penelitian di tahun 2004 bakteri tersebut langsung disuntikkan ke dalam vena tikus. Ada dugaan bahwa bakteri F. nucleatum masuk melalui vagina atau rektum. Tetapi dengan perkembangan teknologi, Han kembali melakukan penelitian pada tahun 2009.  Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa tidak ada F. nucleatum yang ditemukan dalam mikroflora normal vagina atau rektum ibu. F. nucleatum berasal dari plak subgingiva rongga mulut ibu dan berpindah secara hematogen menuju plasenta, mengakibatkan inflamasi yang berdampak pada kematian bayi. (Han, 2011)

DAFTAR PUSTAKA
Han, Y.W. 2011. Oral Health and Adverse Pregnancy Outcomes – What;s Next?. Jurnal International & American Associations for Dental Research 90(3):289-293
Paquette, David W. 2006. Periodontal Disease and the Risk for adverse Pregnancy Outcomes. Jurnal Grand Rounds in Oral-Sys Med2006;4:14-24
Soulissa, Abdul Gani. 2014. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jurnal PDGI Vol. 63, No. 3 Hal. 71-77

Nakhita Adiantum . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates