Kamis, 10 Maret 2016

1.        Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi
Hemoglobin mengandung kira-kira dua pertiga besi tubuh. Besi diperoleh dari transferin plasma ke dalam eritroblas yang sedang berkembang dalam sumsum tulang atau ke dalam retikulosit. Transferin memperoleh besi terutama dari makrofag yang telah menghancurkan sel darah merah pada akhir hidupnya. Hanya proporsi kecil besi plasma berasal dari makanan yang diserap melalui duodenum dan jejunum. (Hoffbrand, 1996)
Besi diarbsorbsi melalui usus, sebagian besar melalui mekanisme berikut. Hati menyekresi apotransferin ke dalam empedu yang kemudian mengalir melalui duktus biliaris ke dalam duodenum. Di dalam usus, apotransferin tersebut akan berikatan dengan besi bebas dan juga dengan senyawa besi tertentu seperti hemoglobin dan mioglobin dari daging. Kombinasi antara apotransferin dan besi ini disebut transferin. Kombinasi ini kemudian tertarik dan berikatan dengan reseptor pada membran sel epitel usus. Molekul transferin yang membawa besi bersamanya diarbsorbsi ke dalam sel epitel dengan cara pinositosis dan dilepaskan ke dalam kapiler darah yang kemudian disebut transferin plasma. (Guyton, 2007)

Sebagian besi kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan langsung berikatan dengan apoferitin untuk membentuk feritin. Besi yang disimpan sebagai feritin ini disebut besi cadangan. Kelebihan besi dalam darah yang tidak dapat berikatan dengan apoferitin dalam sitoplasma akan disimpan terutama dalam hepatosit hati. Di tempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam bentuk yang tidak larut air disebut hemosiderin. Dibandingkan dengan feritin, hemosiderin membentuk kelompok besar dalam sel yang dapat dilihat meskipun tidak menggunakan mikroskop elektron. (Guyton, 2007)
Sebagian besi dalam molekul transferin akan berikatan dengan sel eritroblas di dalam sumsum tulang. Karakteristik unik molekul transferin adalah bahwa molekul ini berikatan longgar dengan besi namun dapat berikatan kuat dengan reseptor pada membran sel eritroblas di sumsum tulang. Kemudian, bersama dengan besi yang terikat, transferin akan masuk ke dalam eritroblas dengan cara endositosis. Transferin melepaskan besi secara langsung ke dalam mitokondria untuk selanjutnya digunakan dalam sintesis molekul heme. Setelah melepaskan besi, transferin kembali ke dalam aliran darah dan dapat digunakan kembali untuk mengikat besi. Ribosom menyintesis suatu rantai polipeptida yang panjang, disebut globin. Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan globin membentuk rantai hemoglobin. (Guyton, 1997)
Bila jumlah besi dalam plasma darah sangat rendah, besi yang terdapat dalam tempat penyimpanan feritin akan dilepaskan dengan mudah dan diangkut dalam bentuk transferin di dalam plasma ke area tubuh yang membutuhkan. Bila defisiensi besi berkembang, cadangan hemosiderin dan feritin akan menjadi kosong sama sekali. Pada stadium dini, biasanya tidak ada abnormalitas klinis yang nampak. Namun apabila kondisi ini tidak teratasi, akan terjadi kekosongan pengangkutan besi ke eritroblas sehingga menyebabkan anemia hipokrom mikrositik yang berat—yaitu sel darah merah mengandung sedikit kadar hemoglobin dan berukuran lebih kecil. (Guyton, 1997; Hoffbrand, 1996)
Penyebab defisiensi besi bisa dikarenakan kehilangan darah yang kronis misal pada saat melahirkan atau adanya perdarahan di dalam Gastrointestinal Track, adanya kebutuhan akan besi yang meningkat seperti saat masa pertumbuhan balita atau saat kondis hamil, adanya malabsorbsi besi ke dalam pembuluh darah melalui epitel usus, dan diet buruk zat besi pada seseorang. (Hoffbrand, 1996)

2.        Manifestasi Anemia Defisiensi Besi di Rongga Mulut
Tanda umum anemia defisiensi besi di rongga mulut dapat berupa glositis (radang lidah), stomatitis angularis, dysfagia (sulit menelan), dan nafsu makan yang tidak biasa. Namun menurut Hoffbrand (1996) bahwa penyebab perubahan epitel masih belum jelas tetapi kemungkinan berkaitan dengan penurunan besi dalam enzim yang mengandung besi.

Menurut Sudoyo (2009) bahwa ekskresi besi terjadi dalam jumlah yang sama melalui eksfoliasi sel-sel epitel. Setiap pergantian epitel juga akan melepaskan besi di dalamnya, dengan begitu dapat dikatakan pula bahwa besi dibutuhkan untuk setiap sel epitel baru yang akan mengganti epitel yang telah mengalami eksfoliasi. Kemungkinan, tanda umum anemia berupa glositis, stomatitis angularis, angularis cheilitis merupakan dampak dari gangguan transport besi dalam sel-sel epitel.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Alih Bahasa: Irawati et al. Jakarta: EGC
Hoffbrand, A. V dan J.E. Pettit. 1996. Kapita Selekta “Haematologi” Ed. 2 = (Essential Haematology). Alih Bahasa: Iyan Darmawan. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Interna Publishing

Nakhita Adiantum . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates