Rabu, 09 November 2016

Selamat datang, pagi. Sayang sekali, malam tidak turut serta membawa kelamku pergi. Cerah ya, semoga tidak hujan nanti sore, semoga aku pun sama. Sudah lama pagi tidak secanggung ini. Mungkin menulis bisa membuatnya lebih baik.
Masih dengan kesedihan yang sama. Aku awali dengan kata maaf. Maafkan mungkin kapasitas maklumku tidak lebih besar dari keherananmu mengapa perlu dipermasalahkan. Maafkan mungkin aku butuh waktu, untuk mencerna satu-satu. Ini kan masalah sepele? Aku tidak ingin memperdebatkan seberapa sepele masalah ini. Seandainya kamu membaca ini, aku cuma minta kamu membayangkan berada di posisi ini, tenang, tanpa amarah. Semuanya terjadi begitu cepat, mendadak, dan sekaligus, all at once.
Mungkin kamu bisa membantu membuatnya sembuh lebih cepat? kalau tidak keberatan tentu saja. mungkin bisa bantu jawab beberapa pertanyaan ini. kenapa akhirnya harus dia? Kenapa dia? Beri aku satu jawaban yang logis, sehingga aku bisa berhenti mempermasalahkan ini. Beri aku satu alasan yang tanpa bisa logika ini membantah. Beri aku satu jawaban sehingga aku berhenti berfikir yang tidak dirasakan instingku. Satu saja dan semuanya selesai. Tentu kalau kamu tidak keberatan aku membahasnya lagi.

Selanjutnya, kamu bisa beri alasan kenapa harus berbohong dulu? Kamu adalah orang yang spesial, orang yang paling bisa aku percaya. Bahkan membayangkan kamu bohong saja, logikaku menolak. Sejauh ini, aku hanya tau kamu orang yang jujur. Lantas, apa alasanmu berbohong untuk masalah ini? Apakah kamu tidak tau? Itu sungguh mengecewakan. Apakah kamu tidak sadar? Semakin kamu sembunyikan, semakin membuat semua terlihat memang tidak baik-baik saja. Sakit. Kecewa. Bagaimana mungkin, orang yang paling bisa aku percaya sekarang berbohong? Sekarang, tidak ada lagi teman yang bisa dipercaya.
Last but not least, bantu aku menjawab kapan dan bagaimana itu berawal? Sudah selama ini dan aku baru mengetahuinya. Seandainya kamu membaca ini, mungkin bisa bantu menjawab semuanya sehingga aku bisa benar-benar menganggap itu hanya komunikasi yang wajar. Tolong jangan marah karena akupun sudah menurunkan egoku yang biasa meledak-ledak untuk kamu untuk masalah ini. Cerita saja apa adanya, sungguh aku akan sangat bersenang hati.
Coba diresapi, dibayangkan kalau kamu aku, seorang perempuan. Aku bisa bersikap baik-baik saja, tersenyum, tertawa, menganggap semuanya telah selesai dan pura-pura lupa. Kamu ingat tidak sifat basis akrilik pada gigi tiruan penuh? Meskipun dia kuat menahan seluruh tekanan oklusi gigi-gigi, tapi ketika itu jatuh itu juga bisa patah. Pun sama hati perempuan seperti itu. Bahkan setelah kamu memperbaikinya pun masih butuh waktu dan proses yang rumit untuk itu terlihat baik-baik saja. Sama, aku pun begitu. Tapi maaf seandainya aku gagal menyembunyikan kesedihanku, aku mohon pengertianmu untuk memaklumi aku butuh waktu.

Terakhir, aku ingin berterima kasih untuk semuanya. Setidaknya masih ada kejujuran di dalam kebohonganmu. Terima kasih telah memberikan solusi agar masalah ini tidak berlanjut. Tapi tenang saja, aku tidak menunggu kamu membaca ini kok untuk dapat jawaban yang logis. Aku mau belajar menerima alasan-alasan yang sudah kamu bicarakan dan menganggap semuanya logis. Kadang memang butuh memaksakan hal-hal yang tidak logis ya untuk bisa legowo. Tapi memang butuh waktu. Luka butuh empat belas hari kan untuk sembuh, doakan aku bisa lebih cepat dari itu ya. 9 November 2016, i love you.

Nakhita Adiantum . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates